10 Prinsip Prinsip Akuntansi Yang Sering Terlupakan
Prinsip akuntansi sering kali dilupakan , bahkan sebagian besar mitra dibangku perkuliahan resah menjawab apa saja prinsip prinsip akuntansi itu.
Mungkin sudah terlalu dalam memahami akuntansi sehingga terlupa hal fundamental ini. he he he
Prinsip akuntansi merupakan konsep fundamental yang dipergunakan sebagai contoh didalam seluruh kegiatan akuntansi.
Didalam perkembangannya , akuntansi mempunyai patokan yang menjadi dasar contoh dalam proses dan segala aktivitasnya.
Seluruh kegiatan harus sejalan dengan kaidah kaidah akuntansi yang sanggup dinilai secara objektif supaya tidak mengakibatkan perbedaan yang pada balasannya memunculkan permasalahan.
Laporan keuangan harus sanggup dibaca dan dimengerti oleh semua pihak , untuk itu maka perlu penyeragaman terhadap mekanisme akuntansi.
Maka diciptakanlah Prinsip akuntansi/">Akuntansi yang Berlaku Umum atau yang juga familiar dengan PABU.
Prinsip akuntansi disetiap negara tentulah berbeda , menyesuaikan dengan keperluan dan alasan alasan lain yang berbeda ditiap negara.
Di Indonesia , IAI yakni tubuh yang mengatur perihal peraturan akuntansi yang berlaku di Indonesia , termasuk prinsip prinsip akuntansi.
Berikut ini beberapa prinsip dasar akuntansi yang sanggup menjadi fatwa dalam segala kegiatan yang berafiliasi dengan kegiatan akuntasi
Terpisah dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi yang lain.
akuntansi/">Akuntansi memisahkan dengan terang kekayaan atau aset perusahaan dihentikan dicampur dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan.
Makara seluruh pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi tidak diperbolehkan bercampur antara pencatatan perjuangan dengan transaksi pemilik.
Hal ini juga berlaku untuk kewajiban (utang) , hutang pribadi pemilik perusahaan harus dipisahkan dengan terang dari utang perusahaan sehingga ada pemisahan tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas.
Contoh ada kendaraan beroda empat dinas perusahaan digunakan untuk kepentingan pemilik , menggunakan sopir perusahaan bukan sopir pribadi pemilik , menggunakan uang "bensin" perusahaan , menggunakan biaya maintenance dari uang perusahaan. Yang digunakan untuk keperluan pribadi pemilik , yang tidak ada sangkut pautnya dengan jadwal perusahaan.
Hal inilah yang akan menjadi duduk masalah dalam akuntansi.
akuntansi/">Akuntansi dengan terang melarang hal ini. Pencatatannya akan semakin rumit.
Dan terlebih efeknya bagi perusahaan tentu tidak akan baik.
Jadi , bila kendaraan beroda empat dinas perusahaan , harus digunakan untuk keperluan perusahaan. Juga sebaliknya , kendaraan beroda empat pribadi pemilik , digunakan untuk keperluan pribadi pemilik , bukan untuk keperluan perusahaan.
Begitu juga dengan aset aset perusahaan yang lain , hutang perusahaan , dan juga semua transaksi yang ada.
Yang dimaksud harga perolehan yakni harga pertukaran yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.
Contohnya , apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran dilokasi tersebut sebesar 100 juta , dan perusahaan membelinya hanya dengan 80 juta.
Maka yang dicatat dan diakui yakni harga tanah yang 80 juta , harga komitmen dengan penjualan. Bukan 100 juta.
Untuk lebih terang mengenai harga perolehan , sanggup disimak di: Perolehan Aktiva Tetap
Non kualitatif ini contohnya mutu , prestasi , kestrategisan perjuangan dan lain lainnya yang tidak sanggup dilaporkan atau tidak sanggup dinilai dalam bentuk uang.
Hal hal ibarat itu sangat susah untuk dilaporakan pada laporan keuangan walaupun informasi ini sanggup jadi sangat relevan dan sangat kuat terhadap pengambilan keputusan.
Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang sanggup diukur dan dinilai dengan satuan uang.
Diukur dan dinilai dengan satuan uang , ingat satuan uang !
Jika perusahaan mempunyai 100 unit komputer seharga 350 juta.
Yang dicatat yakni : Komputer = Rp 350.000.000
Bukan dicatat ibarat ini : Komputer = 100 unit.
Atau pasir 20 kubik , beras 12 ton , tanah 21 hektar.
Yang dicatat yakni NILAI dari pasir 20 kubik , beras 12 ton , tanah 21 hektar. Dengan satuan moneter (Rupiah). Bukan satuan yang lain.
Tidak ada perkiraan bahwa perusahaan akan ditutup pada periode mendatang. Perusahaan diasumsikan akan beroperasi selamanya. Ya , selamanya.
Ingat , hanya asumsi.
Prinsip ini balasannya memungkinkan perusahaan untuk menunda akreditasi biaya. Contohnya penyusutan.
Aktiva perusahaan , khususnya aktiva tetap yang dibeli. Pengakuan beban penyusutannya diakui pada periode periode berikutnya selama umur hemat aktiva tersebut. Bukan hanya ketika periode aktiva tersebut diperoleh.
Karena didasari perkiraan bahwa perusahaan tidak akan tutup. Dan akan terus beroperasi ditahun tahun berikutnya. Makara akreditasi biayanya juga sanggup diakui pada tahun tahun berikutnya.
Prinsip pengungkapan penuh merupakan prinsip dimana akuntansi menyajikan informasi yang sangat lengkap dalam laporan keuangan.
Namun , dikarenakan informasi - informasi yang disajikan yakni berupa ringkasan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode dan juga terdapat pada saldo - saldo dari rekening tertentu , maka mustahil seluruhnya sanggup tercover semua didalam laporan keuangan.
Dalam satu tahun , mungkin ada ribuan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan , mulai dari transaksi yang besar hingga transaksi yang bernilai kecil.
Tidak mungkin kan semua transaksi tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Bisa sanggup laporan keuanganya setebal buku skripsi.
Siapa yang mau membaca ?
Maka untuk itu , pada laporan keuangan akan diberi keterangan komplemen informasi yang diharapkan yang tidak ada didalam laporan keuangan.
Informasi komplemen ini sanggup berupa catatan kaki atau lampiran. Isinya biasanya ibarat ini:
Dasar yang digunakan dalam mengukur besar kecilnya pendapatan yakni jumlah kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang diperoleh dari transaksi penjualan dengan pihak yang lain.
Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang ataupun jasa. Ada kepastian perihal jumlah besar kecilnya yang sanggup diukur secara handal dengan harta yang diperoleh.
Namun ketentuan ini tidak selalu sanggup diterapkan sehingga balasannya muncul ketentuan lain untuk sanggup mengakui pendapatan.
Ketentuan lain ini contohnya yakni akreditasi pendapatan ketika produksi telah selesai , selama barang diproduksi , dan ketika kas atau yang setara kas telah diterima.
Jadi , perusahaan tidak harus menunggu pendapatan tersebut hingga diterima untuk mengakui dan mencatat pendapatan pada buku besar mereka.
Contohnya.
Pada bulan Januari , PT A menjual barang dagangnya kepada PT B secara kredit dengan DP 20 persen. Barang sudah dikirim. Pelunasan sisanya pada bulan Maret.
Maka PT akan mengakui pendapatannya pada bulan Januari.
Bukan pada bulan Maret. Meskipun uang kas pelunasannya dilakukan pada bulan Maret.
Pada bulan Januari , PT A akan mencatat:
Debit : Kas (sebesar DP 20 %)
Debit : Piutang (80%)
Kredit : Penjualan (sebesar harga jual 100%)
Contoh dan klarifikasi lebih lanjut , silahkan baca : Pendapatan Diterima Dimuka
Dalam prinsip ini sangat bergantung pada penentuan pendapatan , bila akreditasi pendapatan ditunda misalnya , maka pembebanan biaya juga tidak sanggup dilakukan.
Ada beberapa kesulitan pada prinsip ini , contohnya biaya yang dikeluarkan tidak berafiliasi pribadi dengan pendapatan yang diterima.
Contoh: Biaya manajemen yang tidak sanggup dihubungakan dengan pendapatan perusahaan.
Namun masalah ibarat ini masih sanggup diatasi dengan cara membebankan biaya yang dikeluarkan tersebut kedalam periode terjadinya pengeluaran. Tidak disandingkan dengan pendapatan.
Biaya yang tidak sanggup disandingkan dengan pendapatan tersebut sering disebut dengan Period Cost alasannya yakni tidak mempunyai keterkaitan yang pribadi dan terang dengan pendapatan yang diterima.
Contoh biaya yang sulit dihubungkan dengan pendapatan yang lain yakni biaya yang telah dikeluarkan mempunyai korelasi yang terang dengan produksi tetapi keuntungannya tidak habis dalam satu periode.
Manfaatnya akan terus dirasakan hingga beberapa periode.
Biaya ibarat ini nanti pembebanannya akan ditunda.
Ditunda hingga kapan ?
Pembebannya akan dialokasikan (dibagi) kedalam periode berikutnya dimana biaya tersebut dimanfaatkan.
Contohnya yakni biaya penyusutan.
Permasalahan yang timbul yakni bagaimana pengalokasian biaya setiap periodenya?
Contoh tahun 2014 perusahaan melaksanakan pembelian gudang ataupun mesin.
Tentu gudang atau mesin yang dibeli tersebut juga akan digunakan ditahun tahun berikutnya.
Tidak hanya digunakan pada tahun 2014 saja.
Sebagai imbas dari prinsip ini yakni dipergunakan Accrual Basis didalam pembebanan biaya , yang balasannya memunculkan jurnal pembiasaan pada setiap tamat periode untuk mempertemukan pendapatan dan biaya.
Hal ini berkhasiat semoga laporan keuangan yang dihasilkan sanggup dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode periode sebelumnya sehingga sanggup memperlihatkan manfaat lebih bagi penggunanya.
Metode dan mekanisme yang digunakan harus diterapkan secara konsisten dari periode ke periode , sehingga sanggup dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan yang terjadi dengan metode yang sama.
Eits , prinsip ini juga tidak melarang sebuah pergantian metode akuntansi.
Perusahaan boleh MENGGANTI metode yang dipakainya.
Namun perusahaan harus menjelaskan dalam laporan keuangan mengapa terdapat pergantian metode.
Dan apakah alasan pergantian metode tersebut sanggup diterima atau tidak.
Baca juga : 9 Langkah gampang dalam siklus akuntansi
Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori teori yang ada.
Maka dari itu tidak jarang terjadi adanya pengungkapan informasi yang sifatnya material ataupun immaterial.
Sebuah informasi sanggup dianggap material apabila informasi tersebut punya efek yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Memiliki dampak yang besar terhadap penggunannya.
Konsep ini tidak mengecewakan susah untuk dipahami. Materialitas kurang mempunyai definisi operasional. Tidak ada patokan niscaya untuk sanggup mengukur materiallitas.
Materilitas tergantung pada faktor ibarat besaran/jumlah hal terkait , sifat hal yang terkait atau adonan keduanya.
Transaksi senilai 10 juta bagi toko kelontong pinggir jalan mungkin yakni jumlah yang sangat material. Namun , bagi perusahaan tambang multinasional mungkin hanyalah jumlah "recehan".
Sama sama 10 jutanya , tapi berbeda tingkat kematerialitasnya.
Prinsip prinsip akuntansi tersebut diatas semestinya diterapkan dengan kesuaian dan ranah akuntansi yang berorientasi kepada pengguna laporan keuangan.
Sumber https://duniaaktaunik1.blogspot.com/ Sumber http://chocgurlz-syzas.blogspot.com/ Sumber http://davidcawthray.blogspot.com/ Sumber https://hizzamzone.blogspot.com/ Sumber https://lyacygdye.blogspot.com/ Sumber https://latifahyusak.blogspot.com/ Sumber https://kindersurpriseee.blogspot.com/
Mungkin sudah terlalu dalam memahami akuntansi sehingga terlupa hal fundamental ini. he he he
Prinsip akuntansi merupakan konsep fundamental yang dipergunakan sebagai contoh didalam seluruh kegiatan akuntansi.
Didalam perkembangannya , akuntansi mempunyai patokan yang menjadi dasar contoh dalam proses dan segala aktivitasnya.
Seluruh kegiatan harus sejalan dengan kaidah kaidah akuntansi yang sanggup dinilai secara objektif supaya tidak mengakibatkan perbedaan yang pada balasannya memunculkan permasalahan.
Laporan keuangan harus sanggup dibaca dan dimengerti oleh semua pihak , untuk itu maka perlu penyeragaman terhadap mekanisme akuntansi.
Maka diciptakanlah Prinsip akuntansi/">Akuntansi yang Berlaku Umum atau yang juga familiar dengan PABU.
Prinsip akuntansi disetiap negara tentulah berbeda , menyesuaikan dengan keperluan dan alasan alasan lain yang berbeda ditiap negara.
Di Indonesia , IAI yakni tubuh yang mengatur perihal peraturan akuntansi yang berlaku di Indonesia , termasuk prinsip prinsip akuntansi.
Berikut ini beberapa prinsip dasar akuntansi yang sanggup menjadi fatwa dalam segala kegiatan yang berafiliasi dengan kegiatan akuntasi
akuntansi/">Akuntansi.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;">akuntansi/">Akuntansi yang Sering Terlupakan" border="0" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0P28R7sYmfYAR0LQO99Nl3q0u68uDU46jxbGTg0lwU2q35DgTYZK6y-4u7pU5pWrvbXGohMCNoMlEcweNriL1LH9SDBgUYiQcm13u2kZ0sdwRbjSYAu11RW22mJk74HbxXB6ZS_U84vs/s320/Prinsip+Prinsip+akuntansi/">Akuntansi.png" title="10 Prinsip Prinsip akuntansi/">Akuntansi yang Sering Terlupakan" width="320" /> |
Prinsip Prinsip akuntansi/">Akuntansi |
Prinsip Prinsip akuntansi/">Akuntansi yang Berlaku Umum
1. Prinsip Entitas Ekonomi | Economic Entity Principle
Prinsip entitas ekonomi atau yang sering juga disebut prinsip kesatuan entitas yakni konsep kesatuan perjuangan dimana akuntansi menganggap bahwa perusahaan yakni sebuah kesatuan ekonomi yang bangun sendiri.Terpisah dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi yang lain.
akuntansi/">Akuntansi memisahkan dengan terang kekayaan atau aset perusahaan dihentikan dicampur dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan.
Makara seluruh pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi tidak diperbolehkan bercampur antara pencatatan perjuangan dengan transaksi pemilik.
Hal ini juga berlaku untuk kewajiban (utang) , hutang pribadi pemilik perusahaan harus dipisahkan dengan terang dari utang perusahaan sehingga ada pemisahan tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas.
Contoh ada kendaraan beroda empat dinas perusahaan digunakan untuk kepentingan pemilik , menggunakan sopir perusahaan bukan sopir pribadi pemilik , menggunakan uang "bensin" perusahaan , menggunakan biaya maintenance dari uang perusahaan. Yang digunakan untuk keperluan pribadi pemilik , yang tidak ada sangkut pautnya dengan jadwal perusahaan.
Hal inilah yang akan menjadi duduk masalah dalam akuntansi.
akuntansi/">Akuntansi dengan terang melarang hal ini. Pencatatannya akan semakin rumit.
Dan terlebih efeknya bagi perusahaan tentu tidak akan baik.
Jadi , bila kendaraan beroda empat dinas perusahaan , harus digunakan untuk keperluan perusahaan. Juga sebaliknya , kendaraan beroda empat pribadi pemilik , digunakan untuk keperluan pribadi pemilik , bukan untuk keperluan perusahaan.
Begitu juga dengan aset aset perusahaan yang lain , hutang perusahaan , dan juga semua transaksi yang ada.
2. Prinsip Periode akuntansi/">Akuntansi
Prinsip periode akuntansi atau yang juga disebut prinsip kurun waktu , evaluasi dan pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Tujuannya supaya informasi keuangan sanggup dihasilkan tidak harus menunggu perjuangan yang tengah dijalankan tutup.
Umumnya , perusahaan menjalankan usahanya menurut periode akuntansi ibarat dimulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.
Dengan begitu , laporan keuangan antara satu periode dengan periode yang lain sanggup dibandingkan dengan jelas. Baik periode sebelumnya maupun periode selanjutnya.
Ini sangat berkhasiat untuk analisis trend.
Tujuannya supaya informasi keuangan sanggup dihasilkan tidak harus menunggu perjuangan yang tengah dijalankan tutup.
Umumnya , perusahaan menjalankan usahanya menurut periode akuntansi ibarat dimulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.
Dengan begitu , laporan keuangan antara satu periode dengan periode yang lain sanggup dibandingkan dengan jelas. Baik periode sebelumnya maupun periode selanjutnya.
Ini sangat berkhasiat untuk analisis trend.
3. Prinsip Biaya Historis
Prinsip biaya historis mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh dicatat menurut semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya.
Apabila terjadi proses tawar menawar , yang dinilai yakni HARGA JADI sesuai kesepakatan.
Berbagai cara sanggup digunakan dalam menilai sebuah aset yang dibeli mencakup nilai buku , nilai pasar , nilai ganti ataupun nilai tunai.
Dalam standar GAAP , prinsip ini harus menggunakan harga perolehan atau yang juga disebut juga harga akuisisi dalam pencatatan perolehan aset (aktiva) , utang , modal (equitas) dan biaya.
Apabila terjadi proses tawar menawar , yang dinilai yakni HARGA JADI sesuai kesepakatan.
Berbagai cara sanggup digunakan dalam menilai sebuah aset yang dibeli mencakup nilai buku , nilai pasar , nilai ganti ataupun nilai tunai.
Dalam standar GAAP , prinsip ini harus menggunakan harga perolehan atau yang juga disebut juga harga akuisisi dalam pencatatan perolehan aset (aktiva) , utang , modal (equitas) dan biaya.
Yang dimaksud harga perolehan yakni harga pertukaran yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.
Contohnya , apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran dilokasi tersebut sebesar 100 juta , dan perusahaan membelinya hanya dengan 80 juta.
Maka yang dicatat dan diakui yakni harga tanah yang 80 juta , harga komitmen dengan penjualan. Bukan 100 juta.
Untuk lebih terang mengenai harga perolehan , sanggup disimak di: Perolehan Aktiva Tetap
4. Prinsip Satuan Moneter
Pada prinsip satuan moneter , pencatatan transaksi hanya yang dinyatakan didalam bentuk mata uang tanpa melibatkan hal hal non-kualitatif.Non kualitatif ini contohnya mutu , prestasi , kestrategisan perjuangan dan lain lainnya yang tidak sanggup dilaporkan atau tidak sanggup dinilai dalam bentuk uang.
Hal hal ibarat itu sangat susah untuk dilaporakan pada laporan keuangan walaupun informasi ini sanggup jadi sangat relevan dan sangat kuat terhadap pengambilan keputusan.
Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang sanggup diukur dan dinilai dengan satuan uang.
Diukur dan dinilai dengan satuan uang , ingat satuan uang !
Jika perusahaan mempunyai 100 unit komputer seharga 350 juta.
Yang dicatat yakni : Komputer = Rp 350.000.000
Bukan dicatat ibarat ini : Komputer = 100 unit.
Atau pasir 20 kubik , beras 12 ton , tanah 21 hektar.
Yang dicatat yakni NILAI dari pasir 20 kubik , beras 12 ton , tanah 21 hektar. Dengan satuan moneter (Rupiah). Bukan satuan yang lain.
5. Prinsip Kesinambungan Usaha | Going Concern Principle
Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas bisnis berjalan secara terus menerus berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian kecuali terdapat insiden tertentu diluar kendali yang sanggup menyanggahnya.Tidak ada perkiraan bahwa perusahaan akan ditutup pada periode mendatang. Perusahaan diasumsikan akan beroperasi selamanya. Ya , selamanya.
Ingat , hanya asumsi.
Prinsip ini balasannya memungkinkan perusahaan untuk menunda akreditasi biaya. Contohnya penyusutan.
Aktiva perusahaan , khususnya aktiva tetap yang dibeli. Pengakuan beban penyusutannya diakui pada periode periode berikutnya selama umur hemat aktiva tersebut. Bukan hanya ketika periode aktiva tersebut diperoleh.
Karena didasari perkiraan bahwa perusahaan tidak akan tutup. Dan akan terus beroperasi ditahun tahun berikutnya. Makara akreditasi biayanya juga sanggup diakui pada tahun tahun berikutnya.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh | Full Disclosure Principle
Laporan keuangan harus menyajikan informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya.Prinsip pengungkapan penuh merupakan prinsip dimana akuntansi menyajikan informasi yang sangat lengkap dalam laporan keuangan.
Namun , dikarenakan informasi - informasi yang disajikan yakni berupa ringkasan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode dan juga terdapat pada saldo - saldo dari rekening tertentu , maka mustahil seluruhnya sanggup tercover semua didalam laporan keuangan.
Dalam satu tahun , mungkin ada ribuan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan , mulai dari transaksi yang besar hingga transaksi yang bernilai kecil.
Tidak mungkin kan semua transaksi tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Bisa sanggup laporan keuanganya setebal buku skripsi.
Siapa yang mau membaca ?
Maka untuk itu , pada laporan keuangan akan diberi keterangan komplemen informasi yang diharapkan yang tidak ada didalam laporan keuangan.
Informasi komplemen ini sanggup berupa catatan kaki atau lampiran. Isinya biasanya ibarat ini:
- Pada laporan keuangan , ditulis dalam kurung "()" dibawah post yang bersangkutan atau menggunakan rekening tertentu.
- Prinsip akuntansi yang digunakan.
- Perubahan - perubahan yang terjadi , contohnya ada perubahan didalam penerapan prinsip akuntansi , taksiran , koreksi kesalahan , kesatuan usaha. Catatan ini sekaligus memperlihatkan bagaimana perlakuan terhadap perubahan yang terjadi tersebut.
- Kemungkinan adanya keuntungan atau rugi yang bersyarat.
- Kontrak - kontrak pembelian atau kontrak penting lainnya.
- Keterangan komplemen yang disusun untuk memperlihatkan perhitungan yang lebih rinci dan detail terhadap suatu jumlah tertentu yang dirasa penting dan material.
- Informasi mengenai modal , ibarat jumlah saham dan yang lainnya
7. Prinsip Pengakuan Pendapatan | Revenue Recognition Principle
Pendapatan yakni kenaikan harta yang diakibatkan oleh kegiatan perjuangan ibarat penjualan , penerimaan bagi hasil , persewaan dan yang lainnya.Dasar yang digunakan dalam mengukur besar kecilnya pendapatan yakni jumlah kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang diperoleh dari transaksi penjualan dengan pihak yang lain.
Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang ataupun jasa. Ada kepastian perihal jumlah besar kecilnya yang sanggup diukur secara handal dengan harta yang diperoleh.
Namun ketentuan ini tidak selalu sanggup diterapkan sehingga balasannya muncul ketentuan lain untuk sanggup mengakui pendapatan.
Ketentuan lain ini contohnya yakni akreditasi pendapatan ketika produksi telah selesai , selama barang diproduksi , dan ketika kas atau yang setara kas telah diterima.
Jadi , perusahaan tidak harus menunggu pendapatan tersebut hingga diterima untuk mengakui dan mencatat pendapatan pada buku besar mereka.
Contohnya.
Pada bulan Januari , PT A menjual barang dagangnya kepada PT B secara kredit dengan DP 20 persen. Barang sudah dikirim. Pelunasan sisanya pada bulan Maret.
Maka PT akan mengakui pendapatannya pada bulan Januari.
Bukan pada bulan Maret. Meskipun uang kas pelunasannya dilakukan pada bulan Maret.
Pada bulan Januari , PT A akan mencatat:
Debit : Kas (sebesar DP 20 %)
Debit : Piutang (80%)
Kredit : Penjualan (sebesar harga jual 100%)
8. Prinsip Mempertemukan | Matching Principle
Prinsip matching dalam akuntansi maksudnya yakni biaya yang dipertemukan / di"matching"kan dengan pendapatan yang diterima , ini dimaksudkan untuk menetukan besar kecilnya penghasilan higienis ditiap periode.Contoh dan klarifikasi lebih lanjut , silahkan baca : Pendapatan Diterima Dimuka
Dalam prinsip ini sangat bergantung pada penentuan pendapatan , bila akreditasi pendapatan ditunda misalnya , maka pembebanan biaya juga tidak sanggup dilakukan.
Ada beberapa kesulitan pada prinsip ini , contohnya biaya yang dikeluarkan tidak berafiliasi pribadi dengan pendapatan yang diterima.
Contoh: Biaya manajemen yang tidak sanggup dihubungakan dengan pendapatan perusahaan.
Namun masalah ibarat ini masih sanggup diatasi dengan cara membebankan biaya yang dikeluarkan tersebut kedalam periode terjadinya pengeluaran. Tidak disandingkan dengan pendapatan.
Biaya yang tidak sanggup disandingkan dengan pendapatan tersebut sering disebut dengan Period Cost alasannya yakni tidak mempunyai keterkaitan yang pribadi dan terang dengan pendapatan yang diterima.
Contoh biaya yang sulit dihubungkan dengan pendapatan yang lain yakni biaya yang telah dikeluarkan mempunyai korelasi yang terang dengan produksi tetapi keuntungannya tidak habis dalam satu periode.
Manfaatnya akan terus dirasakan hingga beberapa periode.
Biaya ibarat ini nanti pembebanannya akan ditunda.
Ditunda hingga kapan ?
Pembebannya akan dialokasikan (dibagi) kedalam periode berikutnya dimana biaya tersebut dimanfaatkan.
Contohnya yakni biaya penyusutan.
Permasalahan yang timbul yakni bagaimana pengalokasian biaya setiap periodenya?
Contoh tahun 2014 perusahaan melaksanakan pembelian gudang ataupun mesin.
Tentu gudang atau mesin yang dibeli tersebut juga akan digunakan ditahun tahun berikutnya.
Tidak hanya digunakan pada tahun 2014 saja.
Sebagai imbas dari prinsip ini yakni dipergunakan Accrual Basis didalam pembebanan biaya , yang balasannya memunculkan jurnal pembiasaan pada setiap tamat periode untuk mempertemukan pendapatan dan biaya.
9. Prinsip Konsistensi | Consistency Principle
Prinsip konsistensi yakni prinsip dimana metode akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan tetap digunakan secara konsisten , tidak berubah-ubah metode dan prosedur.Hal ini berkhasiat semoga laporan keuangan yang dihasilkan sanggup dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode periode sebelumnya sehingga sanggup memperlihatkan manfaat lebih bagi penggunanya.
Metode dan mekanisme yang digunakan harus diterapkan secara konsisten dari periode ke periode , sehingga sanggup dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan yang terjadi dengan metode yang sama.
Eits , prinsip ini juga tidak melarang sebuah pergantian metode akuntansi.
Perusahaan boleh MENGGANTI metode yang dipakainya.
Namun perusahaan harus menjelaskan dalam laporan keuangan mengapa terdapat pergantian metode.
Dan apakah alasan pergantian metode tersebut sanggup diterima atau tidak.
Baca juga : 9 Langkah gampang dalam siklus akuntansi
10. Prinsip Materialitas
Penerapan akuntansi didasarkan pada teori untuk menyeragamkan seluruh aturan.Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori teori yang ada.
Maka dari itu tidak jarang terjadi adanya pengungkapan informasi yang sifatnya material ataupun immaterial.
Sebuah informasi sanggup dianggap material apabila informasi tersebut punya efek yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Memiliki dampak yang besar terhadap penggunannya.
Konsep ini tidak mengecewakan susah untuk dipahami. Materialitas kurang mempunyai definisi operasional. Tidak ada patokan niscaya untuk sanggup mengukur materiallitas.
Materilitas tergantung pada faktor ibarat besaran/jumlah hal terkait , sifat hal yang terkait atau adonan keduanya.
Transaksi senilai 10 juta bagi toko kelontong pinggir jalan mungkin yakni jumlah yang sangat material. Namun , bagi perusahaan tambang multinasional mungkin hanyalah jumlah "recehan".
Sama sama 10 jutanya , tapi berbeda tingkat kematerialitasnya.
Sumber https://duniaaktaunik1.blogspot.com/ Sumber http://chocgurlz-syzas.blogspot.com/ Sumber http://davidcawthray.blogspot.com/ Sumber https://hizzamzone.blogspot.com/ Sumber https://lyacygdye.blogspot.com/ Sumber https://latifahyusak.blogspot.com/ Sumber https://kindersurpriseee.blogspot.com/